Orang tua.merekalah guru kehidupan nyataku, merekalah
pelindungku dari segala hal yang dapat membuatnya hilang.
Ibu kau adalah wanita terhebat yang ada dalam hidupku,
terlalu banyak kata yang harus dipakai untuk mengambarkan sosokmu.
Ibu aku mencintaimu, mencintai kulitmu, jantungmu, emosimu,
kalimatmu, dan semua yang kau berikan padaku selama ini.
Waktu mengajarkan banyak sehingga aku lupa tersentak dalam
hitungan lebih dari jari pada tubuhku. Saat kau marah, tersenyum, memberikan
nasihat, membuat tenang keadaan, aku tau engkau sangat menyayangiku.
Ibu, maafkan aku yang belum bisa menjadi seseorang yang
engkau inginkan, maafkan aku yang belum bisa membalas semua pengorbananmu dari
saat aku lahir sampai sekarang.
Aku sadar jika selama ini aku sering membuatmu marah bahkan
membuat mu meneteskan air mata.
Ibu aku sangat ingin mengatakan bahwa aku menyayangimu.
Mom , you’re my guardian angel.
Ayah, mungkin semua pernah menyebut nama itu, nama yang pasti
akan terucap oleh setiap bibir mereka yang mempunyai rasa sayang.
Ayah, mempunyai sejuta bingkisan semangat untukku, aku yang
sering membantahnya, memunusnya dengan tindakan. Menyesakkannya dengan
perbuatan.
Ayah, sesosok lelaki yang selalu menginginkan banyak senyum
di setiap bibir yang kadang menyakitinya.
Kadang aku ungin selalu membungkus namanya dalam setiap
lentur derai doaku. Namun terkadang aku juga yang menorehkan sejuta luka
dihatinya.
Dad, you are the best teacher of my life.
Jika jemari dan isi kepala berencana menulis tentang orang
tua mungkin semua huruf di kamus logika tak akan pernah sanggup membahasnya.
Tentang peluh tanpa mengeluh tentang dosa tanpa habisnya kesempatan kedua, tentang
bantah tanpa lenyap maaf. Diskusi mereka adalah tanpa mereda.
Ibu dan ayah adalah cahaya paling benderang, Rahim dan tulang
punggung paling berkah yang pernah di ciptanya. Dan seorang anak yang tak henti
menyebut doa teruntukan mereka agar senantiasa bahagia.